<div> Ide Kadispenda Badung, Wayan Adi Arnawa, untuk merancang sistem online dalam pemungutan retribusi dan parkir bukan  semata-mata untuk meraup pajak yang potensinya dinilai sangat besar. Tetapi yang lebih penting daripada pajak, adalah rasa nyaman bagi para wisatawan yang memasuki suatu objek wisata.</div> <div> Menurut Adi Arnawa, pada parkir online, wisatawan akan melalui hanya satu gate (pintu terintegrasi) dan sistem tiketnya All in one. “Dengan sistem itu, wisatawan akan menekan knop maka pintu akan terbuka dan kendaraan yang masuk objek wisata akan terdata lengkap, sehingga wisatawan akan merasa aman dan nyaman,” katanya kepada DenPost Minggu (24/1) kemarin.</div> <div> Umpan balik dari rasa aman tersebut, kata dia, wisatawan akan datang kembali ke objek wisata yang pernah dikunjunginya. “Kalau wisatawan merasa tidak aman dan nyaman, jangan harap dia mau datang lagi untuk kedua kali dan seterusnya, ” katanya.</div> <div> Adi Arnawa optimis dengan sistem retribusi dan parkir online tersebut, pajak retribusi dari pariwisata bisa optimal dan dipertanggungjawabkan secara transparan. Karena itulah, kata dia, Dispenda akan mendorong sistem tiketing online tersebut dilaksanakan pada tahun anggaran 2016 ini, paling tidak dilaksanakan pada anggaran perubahan.</div> <div> Langkah awal yang segera ditempuh adalah dengan mengadakan rapat koordinasi dengan instansi terkait, diantaranya Diparda, Bina Marga, Bappeda, Dishub untuk perencanaan persiapan perangkat keras dan lunak. Dia berharap persiapan perangkat tersebut bisa dikerjakan dalam waktu tiga bulan, sehingga sistem tersebut bisa diterapkan pada anggaran perubahan 2016 ini, “Sebagai rintisan kami menyasar objek wisata Uluwatu, Pantai Pandawa, Pura Taman Ayun dan Sangeh, yang potensi pajaknya besar. Karena itulah, kami turun ke Uluwatu untuk mencari masukan ke lapangan,” tandasnya.</div>
Potensi Besar dan Rasa Nyaman
27 Jan 2016