<div> Melalui rapat Pleno Pekaseh kita tingkatkan eksistensi Subak dalam melestarikan lahan pangan berkelanjutan. Hal ini terungkap saat rapat Pleno Pekaseh dan Kelian Subak se-Badung yang dihadiri Bupati Badung diwakili Wakil Bupati Badung I Made Sudiana, Ketua DPRD Badung I Nyoman Giri Prasta, Kadis Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan IGAK Sudaratmaja, Kadispenda I Wayan Adi Arnawa, Kadis Peternakan, Perikanan dan Kelautan I Made Badra serta Pekaseh dan Kelian Subak se-Badung bertempat di Bale Subak Lepud, Desa Baha, Mengwi. Selasa (18/11).</div> <div>  </div> <div> Bupati Badung dalam sambutannya yang dibacakan Wakil Bupati Badung I Made Sudiana menyampaikan, pelaksanaan rapat Pleno Pekaseh dan Kelian Subak Abian merupakan salah satu media interaksi yang efektif, antara Pemerintah dengan petani, guna menyamakan persepsi yang berkaitan dengan pertanian. Pembangunan pertanian di Kabupaten Badung saat ini berada pada momentum yang cukup kondusif, hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator kinerja yang cukup baik. “Guna menjaga momentum pembangunan sektor pertanian yang cukup kondusif saat ini, Pemerintah berkeyakinan bahwa Pekaseh dan Kelian Subak masih memiliki komitmen yang sama dengan Pemerintah. Oleh karena itu mari kita bersama untuk tetap berupaya mempertahankan eksistensi Subak yang adi luhung, bahkan telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia,” ungkapnya.</div> <div>  </div> <div> Lebih lanjut Sudiana membacakan, pertanian merupakan sumber budaya, dan budaya itu adalah roh dari pariwisata yang hasil dan dampaknya sangat dirasakan. Pemerintah selalu menempatkan kepentingan petani sebagai prioritas untuk mendapatkan insentif. Dalam kebijakan perpajakan seperti PBB, insentif/keringanan diberikan sampai nol persen untuk jalur hijau, lahan produktif, lahan limitasi, BPHTB dan lain sebagainya. Hal ini dilandasi pemikiran bahwa sektor pertanian selain memiliki fungsi produksi, juga memiliki fungsi ekologi, idiologi, estetika dan budaya. “Tidak jarang sumberdaya pertanian yang notabene adalah sumberdaya privat (pribadi), justru diarahkan untuk memberikan jasa kepada publik Oleh karena itu wajarlah pertanian kita proteksi untuk berkelanjutan,” katanya.</div> <div>  </div> <div> Kadis Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan I Gst. Agung Ketut Sudaratmaja melaporkan, rapat Pleno Pekaseh dan Kelian Subak se-Kabupaten Badung merupakan agenda rutin tahunan untuk bertemu dan berdiskusi yang bertujuan; membicarakan masalah internal organisasi, membahas isu-isu aktual yang berkaitan dengan kebijakan dan teknis pertanian, menyatukan visi dan pandangan antara para Pekaseh dengan kebijakan Pemerintah dan memberi saran serta masukan kepada Pemerintah, berkaitan dengan kebijakan pembangunan pertanian khususnya di Kabupaten Badung. Rapat Pleno ini diikuti oleh 300 orang Pekaseh dan Kelian Subak se-Kabupaten Badung.</div> <div>  </div> <div> Dalam rapat Pleno tersebut juga diserahkan penghargaan lomba petani, penyuluh dan Gapoktan berprestasi di Kabupaten Badung dan bantuan kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi tingkat usaha tani (JITUT) APBN 2014.</div>
Badung Komit Pertahankan Eksistensi Subak
20 Nov 2014